Mencegah Konten Blog Ain Anak

Posting Komentar

Mencegah konten blog parenting ain anak

Kalau diperhatikan selama saya punya anak pasti tahu kalau semua foto anak-anak saya ditutupin pakai kacamata, tampak samping bahkan tidak terlihat walau digunakan sebagai bahan dasar utama pembuatan blog. Ya gimana ya, namanya juga mengkhususkan diri menjadi blog family blogger mau tidak mau ya ceritanya seputar keluarga. Cerita saya, suami, kami dan anak-anak yang relate aja.

Dulu sebelum punya anak blog saya jujur gado-gado lebih banyak ke kecantikan seh. Sekarang beda, apapun temanya pasti ngarahnya ke parenting dan cerita keluarga saya. Mau tidak mau, eneg tidak eneg, suka tidak suka ya kudu dibaca.

Awal punya anak nggak kok, saya liatin lucunya anak saya. Ya maklumlah namanya juga bahagia wkwkk. Tipikal orang tua baru punya anak satu dahhh. Semua poto anaaaak semua wkwkwk. 

Cuma akhirnya berubah setelah Raffi fotonya dipakai untuk sedot tungau huhu. Jadi waktu itu saya cerita bentol di kulit Raffi, eeeh tiba-tiba foto itu dipake buat jualan sedot tungau dong tanpa ijin dari saya. Huhu sedih banget pas itu.

Lalu semua poto-poto saya juga banyak dipakai orang, buat macam-macam hal. Ya seneng tapi sedih juga kan! Akhirnya saya ganti cara tidak ngeliatin anak. Soalnya semenjak poto saya banyak dipakai orang-orang, suami sudah wanti-wanti untuk tidak memperlihatkan muka pure anak-anak ke publik di media sosial dan blog. 

Baca Juga: Alergi Raffi bentol dan merah

Ya sudah demi tetap di blog, saya menyetujui hal itu. Waktu pertama mencoba untuk review produk dan anak tampak samping dan dipakaikan kacamata saya jujur takut. Ya gimana beb, jaman dulu rate card dibayarnya kan jutaan. Wajar kalau saya takut klien brand agensi tidak puas dengan tulisan dan poto saya. 

Tapi ternyata hal itu gpp karena poto-poto blog saya masih bagus-bagus*ehem. Alhamdulillah akhirnya saya mulai kontinyu memposting poto anak pakai kacamata. 

Rata-rata saat bayi saya masih memperlihatkan muka sesekali dan mulai 4 tahun saya tutup kacamata. Makanya di tahun 2023 ini saya masih memperlihatkan Rafif untuk foto-foto produk dll. Tapi sebentar lagi saya tutup kacamata dan tampak samping seperti kakak-kakaknya.

Tips Menulis Blog Parenting Mencegah Ain

Tips Menulis Blog Parenting Tapi Anak Ditutupi kacamata atau tidak terlihat

Wallahualam, saya sebenarnya juga takut-takut menulis tentang anak-anak sampai saat ini. Takut ain, karena wallahualam kita tidak tahu hati orang lain steelah melihat postingan kita. Karena dari beberapa pengalaman hidup, ada yang cerita cintanya sama suami ternyata cerai, ada yang cerita anak terus anaknya sakit dll. Itu membuat saya khawatir.

Sampai saat ini, saya juga masih mikir-mikir kalau mau posting kegiatan anak. Tapi ya masa seeeeh anak banyak kegiatan dan prestasi ga ditunjukkan :"). Kan buat kenang-kenangan juga. Huhuh bingung kan kayak gimana.

Baca Juga: Tips Mewarnai Anak

Tapi alhamdulillah 12 tahun menikah sama si bapak, blog utama echaimutenan langsung berubah ke parenting dan family. Malah saya dulu selama 10 tahun jarang menghadiri event Jabodetabek kalau tidak boleh bawa anak. Serius! Soalnya rempong kalau event apalagi weekdays, si bapak kan kudu cuti kantor dulu. Jadi memang saya kebanyakan kerjaan di rumah sajalah yaaaa.

Ya kalau takut rejeki kurang ya nggak seh, nggak event juga tetap bisa hehehe. Karena sebenarnya menulis blog parenting itu tetap ada skala prioritas, anak dan keluarga. Ya nggak?.

Baiklah, ini tips saya menulis blog parenting mencegah ain

1. Minta persetujuan brand kalau pas review untuk tidak menampakkan muka

Namanya juga komunikasi kan? Gimana dia tahu hati kita kalau tidak ngobrol. Kebanyakan sih ngijinin, tapi lihat-lihat saja misalnya kira-kira ga bisa usahakan ambil dari samping saja

2. Cerita anak detil boleh tapi tetap anonymus

Saya tidak pernah menuliskan di blog di mana saya tinggal, di mana anak saya sekolah dll. Jadi saya memang lebih suka menjadi anonim sampai saat ini. Bukan malas bertemu, tapi lebih menjaga privasi keluarga saya.

Makanya suka takjub sama ibu-ibu sekarang semua diliatin. Wallahualam ya kita kan menjaga keamanan anak. Namanya juga dunia maya. 

3. Setelah menulis kebahagian tentang milestone anak, jangan lupa minta orang lain berdoa

Ain memang bisa saja ke banyak hal sekecil apapun kalau orang lain sudah ga suka sama kita hehehe. Jadi saya setelah 'pamer' anak, meminta orang lain yang membaca dan melihat postingan anak untuk mendoakan anak saya. Jadi yang tadinya mau menggerutu ain jadi ikut mendoakan keselamatan anak dari hal-hal yang berbahaya. Wallahualam.

4. Minta ijin sama anak ketika memposting fotonya

Kalau bayi mungkin dia tidak mengerti. Foto telanjang aja kita bisa posting wong masih bayi. No no no jangan ya, biar ibu lain saja yang seperti itu kita jangan. Karena itu di kemudian hari adalah kenangan. Gimana  coba hatinya saat melihat potonya yang dia kaget saat tahu? Jadi lebih baik tetap filter poto apa yang mau diposting dan tetap sopan. 

Kalau sudah mengerti, jangan lupa minta ijin untuk cerita dan posting tentang dia. Agar dia tahu. Dan saya seringnya poto dan cerita bahagia saja, agar kelak misalnya dia membaca hatinya tetap bahagia melihat postingan saya. Dan dia tahu betapa saya mencintai anak-anak.

5. Jangan lupa berdoa dulu sama Allah sebelum menulis postingan dan posting poto

Walau aneh tapi ya lakukan saja, karena Allah memang membolak balikkan hati dan keadaan. Agar tulisan yang saya buat ini meski rata-rata curhat dapat berkah dari Alllah SWT dan bisa bermanfaat bagi yang baca plus melihat. Gusti Allah mboten sare, jadi apapun yang dilakukan jangan lupa di jalanNya. 

Kayaknya itu aja deh tips saya kali ini. Semoga bermanfaat ya! Yang pasti jangan lupa untuk berdoa agar orang yang melihat tidak berprasangka buruk, sehingga anak-anak kita terhindar dari penyakit ain. Sisanya biar Allah yang mengatur. Wallahu alam bissawab.

Related Posts

Posting Komentar