Bidan Rosmiati: Menyelamatkan Ibu dan Bayi dari Tempat Terpencil

Posting Komentar
Bidan Rosmiati: Menyelamatkan Ibu dan Bayi dari Tempat Terpencil

Angka kematian Ibu dan anak terus meningkat. Semua lapisan bisa saja, tapi selama diri sendiri, keluarga dan lingkungan sekitar termasuk pemerintah memperhatikan pasti bisa diatasi.

Karena semua wilayah mengalaminya, bukan hanya di kota besar dengan tingkat pendapatan tinggi saja, tapi di desa juga sama. Bahkan daerah terpencil yang minim fasilitas juga merasakan angka kematian Ibu dan anak semakin tinggi.

Mungkin kalau bagi kita yang ada di kota dan bisa mendapatkan fasilitas lengkap kesehatan, semua akan lebih mudah diawasi. Namun apa kabar bagi yang di desa terpencil, mau ke rumah sakit atau faskes terdekat saja jauh.

Tinggal di desa tapi akses kesehatan terbatas, untungnya masih ada internet misalkan membutuhkan sesuatu. Kebayang tidak kalau benar-benar di tempat terpencil?

Apalagi untuk menjaga kesehatan kandungan yang harus selalu rutin diperiksa, masyarakat di daerah terpencil pasti sudah menyerah mengingat medan perjalanan jauh dan lama. Sehingga banyak yang memilih untuk tidak periksa kehamilan dan membuat angka kematian Ibu anak malah meningkat.

Padahal kalau bisa dilakukan rutin pemeriksaannya lebih baik kan!

Hati Nurani Bidan Rosmiati Menyelamatkan Ibu dan Anak di Tempat Terpencil


Hal inilah yang dirasakan oleh Rosmiati, bidan kelahiran Riau, 27 Oktober 1984. Memulai karir bidan desa di Indragiri Hilir sejak tahun 2008, saat itu masih berstatus PTT gaji bidan Rosmiati 1,2 juta rupiah. Tapi bidan Rosmiati mendapat tunjangan khusus sebesar 2 juta rupiah per bulan.

Kemudian dia ditempatkan di Puskesmas Pembantu Desa Tunggal Rahayu Jaya, Kecamatan Teluk Belengkong di pedalaman Inhil. Di sana listrik saja tidak jalan 24 jam, jadi benar-benar adaptasi yang berat saat itu.

Sebagai bidan desa di pedalaman banyak kasus yang membuat Rosmiati harus merujuk ke RSUD pemkab Indragiri Hilir dengan cara evakuasi manual. Namun ternyata si ibu meninggal dalam perahu karena perjalanan yang lama menyeberangi sungai.

Bidan Rosmiati: Menyelamatkan Ibu dan Bayi dari Tempat Terpencil

Akhirnya semenjak itu dia membuat gagasan tabungan untuk melahirkan yaitu Program Tabungan Ibu Bersalin sejak Januari 2009. Bersama perangkat desa, kader posyandu dan PKK, bidan Rosmiati membuat TIB untuk biaya persalinan.

Selama masa kehamilan, minimal tabungan Rp350.000 untuk biaya persalinan. Ini adalah biaya transportasi saat ibu hamil dirujuk ke rumah sakit, karena seringnya kematian ibu hamil saat perjalanan ke RS yang sangat jauh. Dengan TIB diharapkan ibu akan lebih nyaman sampai ke RS dengan transportasi yang minim.

Program ini ternyata mendapat sambutan baik dari banyak orang, karena kalau tidak digunakan untuk hal mendadak maka uang tersebut dikembalikan utuh.

Selain TIB, bidan Rosmiati juga memiliki program tabungan dana sehat (TDS) yang hanya Rp2.000 saja per bulan setiap KK. Nantinya dana ini untuk bantuan dana sosial desa untuk transportasi bagi warga yang sakit.

Program yang Rosmiati buat bukan hanya mencegah kematian Ibu dan anak meningkat tapi juga menjaga kesehatan satu desa di tempat terpencil di Inhil

Mendapat Penghargaan SATU Indonesia Awards 2012 dan Pahlawan Kesehatan 2016


Program yang diadakan bidan Rosmiati dalam infrastruktur minim ini ternyata dilirik dan mendapat penghargaan SATU Indonesia Awards dari PT Astra International Tbk yang diberikan pada 20 Oktober 2012.

Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Cabang Inhil mendaftarkan bidan Rosmiati karena program fenomenalnya ini. Saat itu Rosmiati menjabat sebagai Ketua IBI Ranting Teluk Belengkong. Setelah diverifikasi, ternyata bidan Rosmiati berhak mendapat penghargaan sebagai penggerak kesehatan ibu dan anak.

Saat itu Rosmiati tidak datang karena sedang hamil tua. Dan sebagai rasa syukur dia memberi nama anaknya Astra

Pada tahun 2016, Rosmiati juga mendapat penghargaan Pahlawan Kesehatan dari MNC dalam program Pahlawan untuk Indonesia.

Motto bidan Rosmiati, buat apa kita hidup kalau tidak bermanfaat untuk orang banyak. Dan berkat program sederhananya bisa menolong banyak orang di sekitarnya.

Sukses terus bidan Rosmiati! #SATUuntukIndonesia

Related Posts

Posting Komentar